bakpti.unisma.ac.id, 25/07/20. Webinar bertajuk Stay Fresh and Healthy digagas oleh Program Studi (Prodi) Farmasi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Malang (Unisma). Menghadirkan narasumber dokter spesialis kulit dan kelamin, yang digelar Sabtu (25/07) lalu. Acara ini menandai sudah berdiri 15 tahun Fakultas ini, dan telah berdirinya Prodi Farmasi selama 3 tahun ini.
Menurut Dekan FK Unisma, dr Rahma Triliana MKes PhD, penggunaan produk kecantikan pada kulit remaja yang relatif sensitif akan berpengaruh pada masalah kesehatan kulit. Seperti contohnya kelenjar kulit yang berlebih, masalah jerawat serta kulit kusam. Ia berharap lewat gelaran acara virtual ini, Prodi ini memberikan pengetahuan mengenai merawat kulit wajah agar sehat dan nampak Glowing, dengan memilih sediaan yang baik.
“Masa remaja merupakan fase yang istimewa dimana banyak experimen dan explorasi. Rata-rata mereka mencari solusi permasalahan kulit secara instan. Lewat Google browsing obat-obat kulit yang dijual bebas. Ini yang justru akan mengakibatkan gangguan kesehatan dan penampilan,” ungkap Rahma.
Webinar tentang permasalahan kulit remaja dan solusinya, menghadirkan dr Sasi Purwanti SpKK, yang menguraikan masalah hormon testoseron yang memicu kulit jadi lebih berminyak.
Menurut Sasi, seiring aktifitas yang semakin meningkat saluran kelenjar juga semakin lebar, akibatnya pori-pori melebar hingga nampak seperti kulit jeruk. Dampaknya kelenjar minyak atau disebut sebum jadi media tumbuhnya kuman. Hingga kemudian muncullah jerawat, 90 % usia remaja mengeluhkan yang diistilah medis disebut Acne Vulgaris.
“Dalam masa pandemi, dimana semua orang diwajibkan mengenakan masker, dikeluhkan sebagian remaja berefek menambah jumlah jerawat mereka. Walau masih dalam penelitian korelasi antar keduanya, namun terindikasi faktor kelembapan yang memicu munculnya Acne,” jabarnya.
Ia lantas menyarankan penanganan masalah jerawat ditangani sedini mungkin, lantaran dikhawatirkan komplikasinya. Mulai dari bopeng, sampai jaringan luka yang melebar, biasa disebut keloid.
Menurutnya, penanganan jerawat sendiri butuh waktu cukup lama, antara 6 sampai 8 minggu, tergantung derajat keparahannya. Dimana yang perlu diperhatikan, tiap individu penangannya berbeda-beda. Obat untuk Si A, belum tentu cocok untuk Si B. Dengan konsentrasi, obat oles untuk menyembuhkan dan menekan populasi, sedang obat suntik bersifat meredam hormon pemicunya. (dah)
*)Tulisan asli berita ini dimuat duta.co.id (https://duta.co/lewat-virtual-fk-unisma-edukasi-kesehatan-kulit-remaja)
Edisi 26 Juli 2020