Kerjasama Ekonomi Indonesia-Amerika Dibahas dalam Webinar FEB Unisma Malang

bakpti.unisma.ac.id, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unisma Malang bekerjasama dengan Kantor Urusan Internasional Unisma menggelar webinar dengan tema Potensi Hubungan Kerjasama Ekonomi dan Pendidikan Indonesia dan Amerika Serikat, Rabu (17/6/2020) pukul 9.30 WIB Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini adalah Zelda Wulan Kartika (Direktur Amerika Utara dan Tengah Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia) dan Mark Govern (Konsulat jenderal Amerika Serikat di Surabaya).

Acara yang dibuka oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang Nur Diana, SE, M.Si dalam sambutannya mengatakan bahwa Indonesia telah membuka hubungan bilateral dengan Amerika Serika sejak 28 Desember 1949 tahun 1949. Pada tahun tersebut Menteri Kemakmuran RI Dr. A.K. Gani berangkat dalam sebuah misi diplomatik ke Amerika Serikat untuk mengadakan kesepakatan hubungan dagang dengan Amerika Serikat.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA KUNJUNGI www.unisma.ac.id

“Sejak memulai hubungan diplomatik hubungan Indonesia dan Amerika Serikat (AS) terus berkembang  dan semakin penting secara timbal balik bagi dua negara. Indonesia dan AS telah bekerja sama dan menjadi rekan penting di berbagai sektor, terutama ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan. Kamar Dagang Amerika Serikat di Indonesia (AmCham Indonesia) dalam kajian terbarunya menunjukkan temuan nilai total kerja sama ekonomi bilateral Indonesia dan AS mencapai 90,1 miliar dolar AS per tahun pada 2014 (tahun terakhir data tersedia) atau setara 10 persen PDB Indonesia. Nilai total kerja sama ekonomi bilateral tersebut diproyeksikan mampu mencapai 131,7 miliar dolar AS di 2019 atau meningkat 46,2 persen dalam waktu lima tahun,” ujar Diana dalam sambutan pembuka webinar tersebut.

Diana juga mengatakan bahwa dengan adanya hal tersebut, maka webinar yang membahas potensi hubungan kerjasama pendidikan dan ekonomi antara Negara Indonesia dan Amerika serikat ini digelar guna memberikan wawasan, pengetahuan dan inshigt kepada mahasiswa, akademisi, praktisi tentang potensi dan peluang kerjasama.

Sementara itu Webinar yang dimoderatori oleh Dr. Imam Wahyudi Karimullah selaku ketua Kantor Urusan internasional Universitas Islam Malang memberikan waktu kepada narasumber Zelda Wulan Kartika untuk memaparkan materinya.

Dalam paparannya Narasumber yang menjabar sebagai Direktur Amerika Utara dan Tengah tersebut menyatakan hubungan bilateral Indonesia dan Amerika Serikat mencapai kesepakatan pada tahun 2015 sebagai kesepakatan Kemitraan Strategi yang mana kedua belah pihak bersepakat untuk  berkomitmen untuk memperluas kerja sama pada kepentingan strategis guna memajukan perdamaian dan kemakmuran bersama di kawasan, serta mencapai prioritas-prioritas bilateral.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA KUNJUNGI www.unisma.ac.id

Zelda menjelaskan Indonesia memiliki kepentingan utama untuk bekerjasama dengan Amerika Serikat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya AS merupakan Mitra dagang terbesar ke-4 (surplus) bagi Indonesia, Sumber investasi terbesar ke-8 bagi Indonesia, Negara tujuan ekspor non-migas Indonesia terbesar.

“Salah satu mitra utama pengadaan Alutsista dan Kehadiran AS di kawasan sebagai kekuatan penyeimbang. Di samping itu Neraca perdagangan Indonesia yang surplus terhadap AS dan perolehan fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) (pengurangan tarif masuk bagi lebih dari 3000 produk) bagi Indonesia,” terang Zelda.

Selanjutnya Direktur Amerika Utara dan Tengah Kemenlu RI menjelaskan bahwa Amerika Serikat juga memiliki kepentingan terhadap Negara Indonesia diantaranya Penurunan defisit nilai perdagangan, Indonesia merupakan pasar potensial bagi produk AS, Indonesia merupakan negara tujuan investasi untuk sektor ekstraktif/ sumber daya mineral dan peran Geopolitik Indonesia yang penting di kawasan, sumber investasi sektor ekstraktif/sumber daya mineral  serta pasar potensial produk AS seperti kacang kedelai, pesawat terbang dan suku cadang.

Untuk mencapai target perdagangan RI dengan Amerika Serikat dapat dilakukan dengan berbagai strategi di antaranya mendorong peningkatan daya kompetisi industri dalam negeri, termasuk dalam aspek tenaga kerja, produktifitas, dan regulasi terkait perizinan,mendorong peningkatan kunjungan misi perdagangan serta kegiatan-kegiatan yang melibatkan sektor swasta kedua Negara, mendorong perbaikan peraturan perdagangan nasional agar lebih business-friendly; serta mendorong peningkatan kapasitas, mutu dan efisiensi proses produksi agar dapat bersaing dari segi kualitas maupun pricing di pasar internasional.

INFORMASI SEPUTAR PENERIMAAN MAHASISWA BARU pmb.unisma.ac.id

Ibu Zelda selanjutnya menjabarkan bahwa di bidang pendidikan dan kebudayaan terjadi Perjanjian Pendidikan dan Budaya antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) pertama ditandatangani pada 15 Juli 1992 dan telah berakhir pada 2002.

Dalam kerjasama bidang pendidikan memiliki ruang lingkup Pertukaran informasi dan publikasi ilmiah pada setiap jenjang Pendidikan, Pengakuan Pendidikan pada setiap jenjang pendidikan, Pengembangan kurikulum, program bersama, dan publikasi, Pengembangan kapasitas tenaga pengajar.

“Selain itu kerjasama bidang pendidikan juga mencakup Manajemen sekolah dan kepemimpinan tenaga pengajar, Pertukaran tenaga pengajar dalam berbagai bidang, Pertukaran tenaga ahli, Pertukaran materi cara mengajar dan kurikulum, Promosi program Bahasa serta Fasilitasi beasiswa degree dan non-degree, jelas Ibu Zelda dalam webinar yang digelar FEB Unisma.

Dalam kegiatan Webinar yang ke 13 digelar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang ini berlangsung dinamis, melihat begitu banyaknya antusiasme peserta yang mengikuti via Zoom Webinar, Youtube FETV Unisma, dan FB Humas FE Unisma Malang. Partisipan sebanyak 1500 peserta berasal dari dalam dan luar negeri telah mengikuti kegiatan ini.

*)Tulisan asli berita dimuat di  timesindonesia.co.id

Edisi 19 Juni 2020

You may also like...

Popular Posts