bakpti.unisma.ac.id, 04/11/20. Dua tim mahasiswa dari prodi S1 Pendidikan Matematika Universitas Islam Malang (Unisma) mampu menunjukkan potensi di bidang kewirausahaan. Mereka lolos di ajang bergengsi Kompetisi Inovasi Bisnis Mahasiswa (KIBM) 2020.
Ajang kompetisi yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ini dimaksudkan untuk mendorong terciptanya wirausahawan yang kreatif dan inovatif di era Revolusi Industri 4.0. Selain itu untuk membangun soft skill mahasiswa dengan baik.
Tim pertama terdiri Okta Pita Dian Sari, Eka Faradina, Hermawati, Diah Lopika Anggrayani, Nova Widia Ningsih dan Lutfa Arini Isnaini Putri. Mereka membuktikan diri bahwa mereka layak untuk diperhitungkan. Tidak hanya di bidang matematika, tetapi juga di bidang kreativitas dan entrepreneur.
Tim ini berhasil mengkolaborasikan dua bidang tersebut. Keahlian mereka di bidang matematika melahirkan sebuah produk yang berkaitan dengan ke-matematikaan. Dan tentunya bermanfaat bagi masyarakat.
Okta Pita dkk membuat terobosan unik, yakni Dyscalculia Detection Card yang diklaim sebagai alat deteksi awal adanya gangguan berhitung (Dyscalculia) pada anak-anak. Produk ini belum ada di pasaran, bahkan Dyscalculia pun belum begitu familiar di telinga masyarakat.
“Alhamdulilah, enam bulan berjalan dan tanggapan masyarakat sangat antusias, kedepannya kami akan mengurus HAKI dan memproduksi dalam jumlah lebih banyak,” ujar Okta Pita, selaku ketua tim.
Tak kalah dengan Okta dkk, Didik Prastiyo mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika yang juga pemilik usaha seni topeng malangan berhasil membawa timnya lolos dalam KIBM 2020. Bersama rekan-rekannya, Anita Candra Dewi, Muhammad Zuhuuron Firdaus Sumaji dan Uchi Fatmawati, Didik merintis bisnis topeng malangan yang tidak banyak diminati oleh generasi muda pada umumnya.
“Kedepannya, kami juga ingin mengembangkan sanggar seni, jadi masyarakat bisa datang ke sanggar kami untuk membuat topeng malangan atau belajar menari topeng malangan,” katanya.
Motivasi Didik dalam menggeluti seni topeng tak lepas dari kecintaannya pada seni budaya dan kearifan lokal. Menurutnya seni merupakan kekayaan yang juga penting untuk dilestarikan. “Kalau tidak kita sendiri warga Malang yang peduli dengan budaya kota ini, siapa lagi?”, ujar Didik.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Pembimbing Tim KIBM Dr. Surya Sari Faradiba, S.Si., M.Pd menuturkan, bahwa Prodi Pendidikan Matematika memiliki program khusus edupreneur untuk memfasilitasi mahasiswa yang memiliki passion di dunia wirausaha. Melalui program ini, mahasiswa dibekali dasar-dasar teori kewirausahaan, business plan, business model canvas dan menyusun laporan keuangan.
“Prodi Pendidikan Matematika tidak hanya mencetak guru profesional. Salah satu profil lulusan kami juga sebagai edupreneur. Dengan lolosnya dua tim kami di ajang KIBM 2020 semoga memperkuat jaringan wirausaha mahasiswa nantinya,” ujar Fara, sapaan akrabnya.
Prestasi dua tim mahasiswa matematika Unisma ini telah meluruskan persepsi masyarakat. Bahwa kuliah di Jurusan Pendidikan Matematika tidak hanya belajar rumus-rumus matematika saja.
Tetapi juga menggali potensi lain yang dimiliki mahasiswa dan itu telah dibuktikan oleh dua tim mahasiswa yang memiliki kemampuan wirausaha dan berhasil lolos di KIBM 2020.
Tulisan dimuat https://newmalangpos.id/2020/11/04/mahasiswa-unisma-berjaya-di-kibm/
Edisi 4/11/20